H

Minggu, 25 November 2012

SECOND CHANCE pt.4


Jam menunjukkan pukul 06.00 WIB tapi Jason belum juga bangun. Mama dan papanya yang sudah siap untuk sarapan harus menunggu putra tunggal mereka siap. Tapi ini sudah lewat dari waktu sarapan mereka yang biasa. Mama Jason memanggil Mbok Darul untuk membangunkan Jason. Sebelum Mbok Darul mengetuk pintu kamar Jason, pintu kamar itu terbuka dan Jason keluar dengan pakaian seragam lengkap dan mata yang sayu seperti orang yang tidak bisa tidur.Ya, Jason semalam memang tidak bisa tidur dengan lelap padahal fisik dan mentalnya lelah.
“Pagi Mbok,” sapa Jason. Tanpa menunggu balasan, Jason msegera menuju ruang makan. Mama dan papanya sudah mulai memakan sarapan mereka. “Jason, tumben kamu bangunnya siang,” kata mamanya saat Jason duduk di hadapan mamanya. “Capek ma,” jawab Jason singkat dan segera menyantap sarapannya.
Tak lebih dari lima menit, Jason selesai sarapan dan menuju ke car port, mobilnya sudah ada di sana. Setelah memberi salam, Jason mengeluarkan mobilnya dari rumah dan menuju sekolahnya. Pagi ini jalanan cukup senggang, hanya dibutuhkan dua puluh menit untuk bisa sampai di sekolahnya.
►►►
Kelas XI-2 IPA baru berisi beberapa orang. Jelas saja, hampir seluruh murid di kelas itu mengikuti acara hiking kemarin. Jason duduk di tempat biasa, kursi ke tiga dari meja guru dan barisan ke tiga dari pintu.
“Tumben gue lebih pagi daripada lu, biasanya lu udah stand by duluan di sini,” teriak Jason pada Doni yang baru saja memasuki kelas dengan bagian bawah mata yang hitam sama seperti Jason. “Capek bro! Emang lu nggak capek? Ahh.. lupa, lu kan emang suka hiking dari dulu jadi abaikan aja ucapan gue barusan,” kata Doni sambil menuju tempat duduk di sebelah Jason. Jason dan Doni sudah lima tahun menjadi teman sekelas, dan sudah lima tahun pula mereka duduk sebangku.
“Katanya ada anak baru lho, Jas,” kata Doni sambil mengeluarkan botol minumnya, “Oya? Tahu dari mana lo?” tanya Jason. “Denger-denger aja sih,” jawab Doni. Tak lama kemudian bel berbunyi tanda pelajaran akan dimulai. Pak Yogi, wali kelas dan guru matematika kelas XI-2 IPA, memasuki ruangan. “Pagi anak-anak,” sapa Pak Yogi. “Pagi Pak,” jawab murid XI-2 IPA serempak. “Pagi hari ini kita kedatangan murid baru. Jeselyn Monalisa,” Pak Yogi memperkenalkan. Doni, yang duduk di sebelah Jason dapat melihat dengan jelas bagaimana air muka Jason berubah menjadi tegang. “Kenapa Jas?” bisik Doni. Jason diam. Dia masih memperhatikan anak baru yang memasuki ruangan.
“Jeselyn, perkenalkan nama mu pada teman-teman baru mu,” suruh Pak Yogi. Jeselyn mengangguk. “Halo, nama saya Jeselyn Monalisa. Saya pindahan dari SMA Labschool. Kalian bisa manggil aku Jessy or anything you like. Salam kenal semuanya,” Jeselyn memperkenalkan diri. “Oke. Sekarang kamu duduk di sebelah Retno,” kata Pak Yogi pada Jeselyn. Retno, yang duduk di barisan paling belakang di baris ke dua dari pintu, mengangkat tangan mengajak Jeselyn duduk di sebelahnya.
Saat melewati bangku Jason, Jeselyn tersenyum ke arahnya namun dihiraukan oleh Jason. Doni yang melihat kejadian tersebut bingung dengan reaksi Jason. Tidak biasanya Jason tidak membalas senyum dari siapa pun. Dan tingkah lakunya itu juga menjadi nilai tambah untuk Jason. Tapi kejadian tadi, membuatnya berpikir.
“Baik anak-anak, kalian boleh berkenalan lebih jauh dengan Jeselyn saat jam istirahat. Sekarang buku buku cetak kalian halaman dua puluh,” perintah Pak Yogi. Setelah menjelaskan materi, Pak Yogi menyuruh murid kelas XI-2 IPA mengerjakan soal.
“Jas, lu kenapa?” tanya Doni dalam bisik. Jason diam. Matanya tertuju pada buku tapi jelas pikirannya tidak tertuju pada buku itu. “Jason,” panggil Doni sambil menyikut tangan Jason. “Eh iya?” kata Jason tersadar dari lamunan. “Lu kenapa?” bisik Doni. “Nggak napa-napa. Emang gue kenapa?” bisik Jason. “Pokoknya lu istirahat temenin gue ke kantin dan lu harus cerita sama gue apa yang terjadi,” tuntuk Doni.
“Pak Doni, Pak Jason, kalian sudah selesai?” tegur Pak Yogi. “Belum pak,” jawab Doni. “Kalau begitu kerjakan, jangan ngobrol,” kata Pak Yogi tegas. Jason dan Doni mengangguk mengerti.
►►►

Tidak ada komentar:

Posting Komentar